Intensitas Hujan Tak Pengaruhi Pertumbuhan Kopi Temanggung
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Intensitas hujan disertai angin kencang yang sering terjadi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas buah kopi. Pasalnya pertumbuhan kopi sudah pada masa pembuahan, sehingga tidak akan rontok jika terkena hujan ataupun angin. Kendati demikian, petani harus tetap waspada akan tingginya intensitas hujan disertai angin kencang ini, karena jika terlalu banyak hujan maka kelembaban pada pohon kopi akan sangat tinggi. Ini akan mengakibatkan tumbuhnya jamur yang bisa menyebabkan kematian pada pohon kopi. \"Jika kelembaban tinggi jamur akan tumbuh subur di pohon kopi, sehingga pohon kopi akan menjadi kering, jelas ini akan merugikan petani dan mengurangi produksi kopi,\"kata Untung Prabowo, Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Temanggung kemarin. Untuk menghindari berkembangnya jamur tersebut, ia mengimbau agar tanaman kopi dirawat dengan maksimal. Caranya, naungan untuk pohon kopi dikurangi pada saat akan menjelang pembuahan kopi, selain itu ranting pada pohon kopi yang sudah tidak produktif untuk dibuang. Dengan begitu, pohon dan buah kopi akan mendapat sinar langsung dari matahari, sehingga kemungkinan akan tumbuhnya jamur pada pohon kopi bisa diminimalisir. Selain itu pembuahan biji kopi akan menjadi lebih sempurna. Baca Juga Aniaya Korban hingga Meninggal, 9 Warga Kota Magelang Ditangkap Polisi Terkait dengan jenis kopi yang ada di Kabupaten Temanggung, ia menyebutkan, kopi yang ditanam ada dua jenis yakni, kopi robusta dan kopi arabika.Untuk kopi robusta kata dia, akan sangat baik pertumbuhannya jika ditanam di ketinggian kurang dari 800 meter diatas permukaan laut (mdpl). Sedangkan untuk kopi arabika akan membuahkan hasil yang maksimal jika ditanam diatas ketinggian 800 mdpl. Menurut Untung, daerah penghasil kopi robusta di kabupaten penghasil tembakau ini ada di beberapa kecamatan yakni, Kecamatan Jumo, Candiroto, Wonoboyo, Bejen dan Kecamatan Pringsurat. Dengan total luasan mencapai kurang lebih 10 ribu hektar lahan kopi, dari luasan ini bisa menghasilkan 700 ton oce (biji kopi kering). \"Untuk luasan kopi robusta, kemungkinan tidak bisa bertambah lagi pasalnya daerah tersebut sudah banyak untuk perumahan penduduk,\"ujarnya. Sedangkan untuk sentra penghasil kopi arabika terdapat di empat kecamatan yakni, Kecamatan Kledung, Bansari, Ngadirjo dan Kecamatan Tretep. \"Di wilayah ini tanaman kopi hanya digunakan sebagai terasiring saja, bukan tanaman monokultur, sehingga jumlah tanaman kopi masih sedikit,\"terangnya.(set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: